Minggu, 03 Januari 2010

Islam Fanatik?

Tanda sikap ekstrim yang paling mencolok, menurut Dr. Yusuf Qardhawi, adalah fanatik pada suatu pendapat dengan fanatisme yang keterlaluan, sehingga tidak mau mengakui keberadaan pendapat lain. (Islam Ekstrem: Analisis dan Pemecahannya, hlm. 32)

Apa sajakah ciri-ciri orang ekstrim-fanatik yang tidak mau mengakui pendapat lain?

Berikut ini tujuh ciri orang-orang ekstrim yang terlalu fanatik dan tidak mau menerima keberadaan pendapat lain.

1) Mereka mengulang-ulang dalil tertentu saja, yaitu yang menopang pendapat mereka, seraya mengabaikan dalil lain yang menentang pendapat mereka.

Contohnya, mereka gembar-gemborkan hadits yang menyatakan terlarangnya berduaan dengan nonmuhrim, tetapi mereka mengabaikan keberadaan hadits lain yang menyatakan bahwa ada kalanya berduaan itu justru merupakan sunnah Nabi. (Lihat artikel “Berduaan dengan Pacar, Haramkah?“).

2) Mereka menyalahgunakan dalil ‘pemisah antara yang haq dan yang batil’, di antaranya: hadits “Yang halal itu jelas [halal] dan yang haram itu jelas [haram].” (HR Bukhari & Muslim)

Contohnya, karena mengira bahwa pacaran itu jelas-jelas mendekati zina, mereka menganggap bahwa pacaran itu jelas haram. Lalu mereka tidak menerima pendapat lain yang mengatakan bahwa pacaran itu tidak selalu haram.

3) Mereka mengira bahwa mereka tahu pasti mana yang haram dan mana yang halal (dan bahwa orang lain yang tidak sependapat dengan mereka tidak tahu sama sekali mana yang haram dan mana yang halal).

Mereka lupa bahwa hadits tadi ada lanjutannya, yaitu “dan di antara keduanya terdapat musyabbihat [yang tidak jelas apakah halal ataukah haram] yang tidak diketahui oleh sebagian besar orang.” Kalau pun menyadari adanya keterangan lanjutan tersebut, mereka menyangka bahwa mereka pasti bukan tergolong sebagian besar orang yang tidak tahu hal-hal yang musyabbihat itu.

4) Mereka sering menyampaikan fatwa dan hasil ijtihad (dengan menggunakan istilah lain, misalnya: konsultasi, tausiyah, materi tarbiyah, oase iman, dll.) dalam persoalan-persoalan yang bukan spesialisasi mereka, tetapi justru menentang fatwa dan hasil ijtihad ulama spesialis yang berseberangan dengan mereka.

Contohnya, spesialisasi Abu Syuqqah adalah hubungan pria-wanita, tetapi mereka menentang hasil ijtihadnya yang menyarankan adanya hubungan percintaan sebelum peminangan. Padahal, spesialisasi mereka bukanlah hubungan pria-wanita. Contoh lain, spesialisasi Quraish Shihab adalah tafsir Al-Qur’an, tetapi mereka menentang fatwa beliau yang mengatakan bahwa pacaran atau hubungan percintaan sebelum peminangan itu TIDAK selalu mendekati zina, ketika beliau menafsirkan ayat “dan janganlah kau dekati zina. …”. Padahal, mereka bukanlah ahli tafsir. (Lihat artikel “Fatwa Pacaran: Siapa Yang Salah?“).

5) Mereka maunya disimak, tetapi tidak mau menyimak.

Orang-orang yang ekstrim seperti itu seolah-olah berkata kepada kita, “Adalah hakku untuk berbicara dan kewajibanmu untuk mengikuti.” (Islam Ekstrem, hlm. 33) Kalau pun menyimak suara kita, mereka melakukannya secara parsial, tidak seutuhnya, sehingga mereka salah paham.

6) Mereka bersikap keras (dan kasar) bila pendapat mereka tidak kita ikuti.

Kalau kita tidak mengikuti pendapat mereka, muncullah perilaku mereka yang kekanak-kanakan, yaitu mencari-cari kesalahan kita, bahkan sampai mengintimidasi atau menteror kita dengan berbagai tuduhan seperti “bid’ah, kafir, musuh Islam, jaringan iblis laknat, dsb.”. Mereka tak sadar bahwa pendapat siapa pun (kecuali Nabi) boleh ditinggalkan.

7) Mereka menolak jalan tengah.

Mereka itu menderita penyakit “gampangan dan terlalu berhati-hati”. (Lihat Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, Jilid 3, hlm. 74-75.) Gejala penyakit mental ini terlihat ketika mereka cenderung menganggap bahwa di depan kita hanya ada dua pilihan: (a) tradisi Arab yang mereka klaim sebagai syariat Islam, misalnya “taaruf”, yang gampang mereka jalani, atau (b) budaya Barat yang menurut mereka, demi kehati-hatian, tidak perlu diislamisasi, misalnya “berduaan dengan pacar”. Tentu saja, karena ‘pacaran islami’ merupakan jalan tengah, mereka pun menentang keberadaannya.

by http://muhshodiq.wordpress.com/